Fresh Software

Rabu, 27 Juni 2012

Memerah Rupiah Dari Segarnya Susu Sapi


HAI, kali ini saya mau bagi-bagi info tentang prospek kerja ternak sapi perah. Mau tau lebih dalam? Baca yok!

            Saat anda berkunjung ke peternakan Anda akan disambut oleh bau tidak sedap. Dan mungkin Anda akan berfikir peternakan adalah tempat yang jorok. Sama seperti yang pertama terlintas dibenak penulis, peternakan itu jorok. Selain karena bau tidak sedap juga karena tempat yang agak kumuh dan banyak kotoran sapi.
            Tapi tahukah Anda? Dibalik kesan jorok itu ternyata peternakan mempunyai potensi menggiurkan untuk memerah rupiah. Seperti pengakuan dari bapak Deden, peternak sapi perah yang tinggal di Kp. Pameungpeuk RT. 02 RW. 12 Desa Pasirhalang.
            Lalu bagaimana sih keseharian beliau? Sekitar pukul delapan pagi sapi-sapi mulai dimandikan. Lalu setelah itu sapi-sapi tersebut diperah untuk diambil air susunya. Pemerahan dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari sekita pukul 15.00. Sama seperti pagi hari sebelum dilakukan pemerahan sapi-sapi tersebut dimandikan terlebih dahulu. Setelah diperah sapi sapi tersebut diberi pakan tambahan berupa konsentrat dan ampas tahu selain rumput.
            Di peternakan ini terdapat 40 ekor sapi perah. Hanya 20 ekor yang dapat memprodiksi susu, sedangkan sisanya adalah sapi yang masih dara dan pejantan. Seekor sapi dapat menghasilkan 20 liter setiap hari. Jadi dari 20 ekor sapi yang dapat diperah peternakan dapat memproduksi 400 litar susu setiap harinya. Sementara itu harga satu liter susu adalah Rp. 3.500,-. Jika dihitung-hitung setiap bulannya beliau bisa mendapat Rp. 38.400.000,- belum dipotong pengeluaran. Untuk pengeluarannya sendiri beliau rata-rata menghabiskan 15 juta untuk biaya produksi. 15 juta tersebut beliau gunakan untuk membayar 3 orang pekerja sebesar 3 juta dan untuk membeli pakan sebersar 12 juta. Bisa Anda hitung sendiri berapa keuntungan yang bisa beliau peroleh daru usaha peternakan sapi perah. Sungguh menggiurkan bukan?
            Selain itu ternyata usaha peternakan sapi perah bukan tanpa rintangan. Ketika musim kemarau tiba beliau kesulitan mencari rumput dan untuk menanggulanginya beliau mengganti rumput dengan jerami padi kering. Alhasil beliau harus merogoh kocek lebih dalam. Tapi meskipun memiliki rintangan, usaha peternakan sapi perah tetap menggiurkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar