HAI, kali ini saya mau bagi-bagi info tentang prospek kerja ternak sapi perah. Mau tau lebih dalam? Baca yok!
Saat anda berkunjung ke peternakan
Anda akan disambut oleh bau tidak sedap. Dan mungkin Anda akan berfikir
peternakan adalah tempat yang jorok. Sama seperti yang pertama terlintas
dibenak penulis, peternakan itu jorok. Selain karena bau tidak sedap juga
karena tempat yang agak kumuh dan banyak kotoran sapi.
Tapi
tahukah Anda? Dibalik kesan jorok itu ternyata peternakan mempunyai potensi
menggiurkan untuk memerah rupiah. Seperti pengakuan dari bapak Deden, peternak
sapi perah yang tinggal di Kp. Pameungpeuk RT. 02 RW. 12 Desa Pasirhalang.
Lalu
bagaimana sih keseharian beliau? Sekitar pukul delapan pagi sapi-sapi mulai
dimandikan. Lalu setelah itu sapi-sapi tersebut diperah untuk diambil air
susunya. Pemerahan dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari
sekita pukul 15.00. Sama seperti pagi hari sebelum dilakukan pemerahan
sapi-sapi tersebut dimandikan terlebih dahulu. Setelah diperah sapi sapi
tersebut diberi pakan tambahan berupa konsentrat dan ampas tahu selain rumput.
Di
peternakan ini terdapat 40 ekor sapi perah. Hanya 20 ekor yang dapat
memprodiksi susu, sedangkan sisanya adalah sapi yang masih dara dan pejantan.
Seekor sapi dapat menghasilkan 20 liter setiap hari. Jadi dari 20 ekor sapi
yang dapat diperah peternakan dapat memproduksi 400 litar susu setiap harinya.
Sementara itu harga satu liter susu adalah Rp. 3.500,-. Jika dihitung-hitung
setiap bulannya beliau bisa mendapat Rp. 38.400.000,- belum dipotong
pengeluaran. Untuk pengeluarannya sendiri beliau rata-rata menghabiskan 15 juta
untuk biaya produksi. 15 juta tersebut beliau gunakan untuk membayar 3 orang
pekerja sebesar 3 juta dan untuk membeli pakan sebersar 12 juta. Bisa Anda
hitung sendiri berapa keuntungan yang bisa beliau peroleh daru usaha peternakan
sapi perah. Sungguh menggiurkan bukan?
Selain
itu ternyata usaha peternakan sapi perah bukan tanpa rintangan. Ketika musim
kemarau tiba beliau kesulitan mencari rumput dan untuk menanggulanginya beliau
mengganti rumput dengan jerami padi kering. Alhasil beliau harus merogoh kocek
lebih dalam. Tapi meskipun memiliki rintangan, usaha peternakan sapi perah
tetap menggiurkan.